Kepala Tubuh Pengaturan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia serta Menteri BUMN Erick Thohir akan terbang ke Korea Selatan (Korsel) esok. Lawatan mereka mempunyai tujuan untuk mengakhiri kesepakatan investasi pabrik baterei di Teritori Industri Terintegrasi (KIT) Tangkai, Jawa Tengah.
Pabrik baterei ini adalah usaha hilirisasi industri yang tetap dikejar pemerintah, khususnya dalam merealisasikan nilai lebih pada export komoditas nikel.
“Nikel kita ini yang ada saat ini telah bagus, tetapi kita sempurnakan. Saat ini mengambil nikel, selanjutnya bangun smelter, barang 1/2 jadi 50%, export, ini sebetulnya telah bagus. Tetapi belum optimal untuk negara. Jadi kita ke depan, saat ini kita membuat baterei itu tidak dari hulu, tidak dari smelter. Tetapi kita dorong untuk membuat pabrik baterei cell-nya. Hilirnya dahulu kita kunci, baru katoda, baru prekursor, baru masuk di smelter,” jelas Bahlil.
“Itu di Tangkai, serta itu tempatnya 100 hektare (Ha),” tutur Bahlil.
Dengan kesepakatan ini, Bahlil yakini arah penting pemerintah ialah tingkatkan export berharga lebih, serta tidak cuma memihak pada satu negara.
“Dalam beberapa perjalanan yang saya jumpai, ada kesan-kesan seakan-akan pemerintah ini cuma memihak pada satu barisan. Saya memikir tidak semacam itu. Saya persisten untuk jalankan ini, tapi dalam ketentuan main yang pasti. Dalam kerangka itu esok, kami akan bersama dengan Menteri BUMN untuk clear,” tegas ia.
Tetapi, Bahlil malas memaparkan nama perusahaannya itu. Dia menjelaskan, nama perusahaannya akan dipublikasikan sesudah ke-2 faksi menyetujui kesepakatan kerja sama.
“Ini investasinya besar, ini paling besar di dunia. Itu tempatnya di Tangkai. Minta maaf jangan bertanya perusahaannya apa. Sebab BKPM jangan menjanji, biarkanlah hasil tahu, proses agar kami kerjakan,” tutup ia.